Uji Kompetensi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter (UKMPPD) atau yang dulu namanya Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) adalah UN-nya para calon dokter di Indonesia, yang diikuti setelah seorang dokter muda (koas) selesai menjalani rotasi klinik di rumah sakit pendidikan. Ujian ini berguna buat ngilangin kata "muda" dari titel "dokter muda". |
Ujian ini adalah satu-satunya parameter yang sah untuk menentukan layak/tidaknya seorang mahasiswa profesi dokter untuk menjadi seorang dokter. Lulus UKMPPD artinya layak menjadi dokter, begitu juga sebaliknya. Di bawah ini gue jelasin sedikit gambaran tentang UKMPPD.
Para peserta ujian harus menguasai ratusan jenis penyakit mulai dari tanda, gejala, penyebab, faktor risiko, terapi obat, terapi non-obat, efek samping obat, interaksi obat, komplikasi, sampe edukasi yang harus disampaikan. Belum lagi humaniora kesehatan macam kode etik, hukum, sistem kesehatan, praktik kedokteran keluarga, dll. And for the grand finale, ujian praktik yang harus sesuai dengan kaidah keilmuan terkini, sikap profesional, mengedepankan empati, etis, dan tidak melanggar hukum.
Dari uraian di atas, gue menyimpulkan bahwa lulus UKMPPD adalah perjuangan berat. Gue bukan bermaksud mau drama. Bukan juga buat "memberitakan pada dunia" betapa susahnya jadi dokter, bahwa jalan menjadi dokter adalah jalan berliku penuh onak dan duri. Bukan, gue cuman pengen ngegambarin aja ujian jadi dokter jaman sekarang kayak gimana. How all these exam things has driven many med students "crazy".
"ONE SHOT": Failing is NOT an Option
Konsekuensi kegagalan UKMPPD menurut gue bukan sekedar masalah waktu lulus yang lebih lama dan biaya ekstra yang harus dikeluarkan, tapi juga melibatkan variabel lain misalnya gengsi dan self-esteem. Kegagalan bisa membuat seseorang membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, menjadikan seseorang bersikap fatalis dan destruktif terhadap dirinya.
"Mereka berhasil, aku gagal. Artinya mereka pintar, dan aku tolol. Aku memang tidak berguna..."
"Aku gagal lulus UKMPPD, aku telah membuat malu orang tua, keluarga, almamater, bangsa, negara, dan seluruh umat manusia..."
(dan sejenisnya)
Gue udah pernah ngerasain kegagalan di bidang akademik sebelumya, and it felt super bad. Gue telat lulus 1 tahun di belakang sebagian besar temen-temen seangkatan gue karena fase skripsi yang penuh drama, keringat, darah, dan air mata. SIngkat cerita, rasa kegagalan itu amat menyiksa karena bikin gue ngerasa bersalah dan gak berguna banget. Tapi gue udah move on dari itu semua, dan memulai lembaran baru hidup.
Nah, untuk menebus rasa bersalah gue ke orangtua gue yang udah berkorban buat kuliah gue setahun lebih lama dari seharusnya, gue pengen ngebuktiin kalo aslinya anak mereka ini layak dan mampu jadi dokter, to at least prove them that I'm not an airhead (meskipun gue yakin mereka gak pernah mikir kayak gitu). Therefore, to me, failing is not an option: ONE SHOT IS A MUST!
Mentalitas "one shot is a must" dan waktu persiapan gue yang cuma tinggal sebulan inilah yang bikin gue ngerasain galau galau UKMPPD. Karena tidak bisa melawan, ya aku nikmati saja hahaha
Ah, iya. Mungkin beberapa waktu ke depan gue bakal bahas seputar UKMPPD, terutama hal-hal trivial yang nggak penting. Semoga gue tetep bisa berbagi di tengah semua kegalauan ini (meskipun mungkin cuman gue yang baca, hahaha). Salam!