Saya yang seorang pendosa, yang begitu sering melupakanNya, dikaruniai Allah anugerah tak terhingga berupa gelar dokter. Saya meyakini bahwa raihan saya atas gelar ini bukan karena usaha saya, namun semata-mata karena cinta kasih Allah kepada diri saya, sebagai jawaban atas doa tulus kedua orang tua saya serta seluruh keluarga besar dan orang-orang yang menyayangi saya.
Yudisium Dokter di Graha Medika Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya pada tanggal 5 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB menandai pemberian hak kepada saya dan 71 kawan seperjuangan lainnya untuk menyandang gelar "dokter". Ketika nama saya dipanggil, dan saya berdiri di sana, di hadapan dekan dan segenap dosen serta petinggi fakultas/jurusan, saya menatap lekat-lekat tulisan di spanduk yang terpasang di sana: "YUDISIUM DOKTER" sambil mendengarkan baik-baik Bu Dekan membacakan Surat Keputusan tentang Yudisium Dokter.
Dengan pembacaan Surat Keputusan Yudisium Dokter tersebut, maka sejak saat itu juga saya berhak menyandang gelar "dokter", sehingga kini saya adalah seorang dr. Mada Maulana Aulia Urrahman.
Ada rasa bahagia. Bahagia karena setelah perjuangan yang melelahkan selama 7 tahun terakhir, sampailah saya pada saat yang saya nantikan. Saat di mana saya resmi diberi hak untuk menyandang gelar dokter.
Ada rasa sedih. Sedih karena tepat sejak saat itu saya sudah bukan lagi seorang mahasiswa, melainkan seorang alumnus. Sedih karena status mahasiswa beserta semua kenangannya yang selalu saya banggakan akhirnya harus saya lepas juga dengan penuh kebanggaan.
Ada rasa bersalah. Rasa bersalah karena saya tidak sempat mempersembahkan gelar ini dan berbagi kebahagiaan dengan ayah saya yang juga senior saya di dunia kedokteran, Alm. dr. H. Zaenal Makhmudi, selagi beliau masih hidup. Beliau lebih dulu dipanggil menghadap Allah dua bulan sebelum saya menyandang gelar dokter.
Agaknya rasa bersalah inilah, disertai rasa penyesalan, yang paling menguasai diri saya saat yudisium hari ini. Saya merasa bersalah karena gagal lulus tepat waktu. Saya lulus setelah 7 tahun masuk FK, dan bukannya 6 tahun sebagaimana idealnya sehingga saya tak sempat mempersembahkan gelar ini kepada ayah saya.
Di dalam hati, saya terus berandai-andai. Pengandaian yang membuat hati saya semakin sesak oleh penyesalan dan rasa bersalah. Pengandaian yang selamanya tak akan menjadi realita.
"Pa, kalau aja aku lulus tepat waktu, barangkali sekarang kita lagi makan-makan di Harmoni, atau foto berdua di studio pakai jas putih sebagai junior dan senior.."
"Pa, padahal tinggal sedikit lagi. Sebentar lagi, aku jadi dokter.."
Kehendak Allah adalah sebuah keniscayaan yang tak mampu diingkari. Bahwa kini ayah saya sudah di alam lain dan saya tak mampu berbagi kebahagiaan bersama beliau secara langsung, kenyataan ini harus saya terima dengan lapang dada. Saya lalu teringat dukungan ayah saya ketika saya hampir putus asa saat mengerjakan Tugas Akhir dulu:
"Anaknya Papa pasti bisa, pokoknya harus struggle!"
Akhirnya, struggle untuk menjadi seorang dokter yang baik dan benar, adalah visi hidup yang akan terus saya perjuangkan, dan menjadi persembahan saya bagi ayah saya. Merawat pasien dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan dengan sepenuh hati, sabar, profesional, serta penuh respek dan persahabatan. Inilah nilai yang beliau pegang teguh, dan akan terus saya bawa sepanjang gelar ini melekat pada diri saya.
Saya akan berjuang sekuat tenaga, bekerja sebaik-baiknya sebagai seorang dokter demi mempersembahkan kebahagiaan, rasa syukur, dan kebanggan bagi Mama, Papa, dan semua orang yang menyayangi saya. Terakhir, saya mengucapkan terima kasih kepada Mama, Papa, Nenek, Ibuk, Abah, Mbak Mala, Adam, Mas Bhaga, seluruh keluarga besar saya, kekasihku Rika sekeluarga, Wanda, Beny, kawan-kawan PD 2010, kawan-kawan PD 2011, Soulgroup Koas Maulana's Angels, BEM Nusantara, BEM Semesta, serta kepada semua orang yang turut mendoakan dan mendukung saya, baik dengan sepengetahuan saya maupun tanpa sepengetahuan saya, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semoga Allah membalas kebaikan semuanya dengan keberkahan dan limpahan kasih sayangNya. Amin.. |