Pernah nggak sih lo di-judge sama orang sekitar atas kegagalan yang lo alami? Gue juga.
Rasa-rasanya hati kita berontak, pengen teriak mungkin yang kayak gini-gini ini:
"Elo nggak ngerti sih gimana rasanya jadi gue.."
"Kalau aja mereka ngalamin semua yang gue alami selama ini.."
"You have no idea what kinda s**t I had to go through!"
"Kalau aja kalian ngerti betapa beratnya proses yang harus gue jalani.."
But unfortunately, my friend, I think life doesn't work that way. Di dunia yang semakin cepat dan sesak dengan kompetisi antarmanusia ini, proses semakin kehilangan arti pentingnya. Semakin banyak orang yang hanya ingin tahu hasil, hasil, dan hasil. Sementara proses adalah urusan mereka yang menjalaninya, which is "out of my business".
Ketika orang lain menghakimi kita, jangan sampai diri kita ikut-ikutan menghakimi diri sendiri. Diri kita seharusnya menjadi sahabat terbaik kita, seorang yang mampu menerima dengan tulus segala kesalahan dan kegagalan yang kita alami. Dan diri kita adalah satu-satunya yang mengerti betul seluruh rangkaian proses kehidupan yang kita jalani, yang terus bersama kita sepanjang waktu. And you know, ain't nobody got time to be with us all the time 24/7. That's why we can't expect everyone to understand all that we feel or experience. Diri sendirilah yang seharusnya paling mengerti tentang kehidupan kita.
They, indeed, have no idea how many times I had to leave all those junk foods I love, all those cravings for foods I had to resist, nor how much pain I had to bear all that time. Mereka nggak tahu betapa beratnya proses yang gue jalani. Mungkin satu-satunya yang mereka tahu hanyalah fakta kalo gue gagal. That's it. Tapi gue lebih tahu apa yang gue dapat dari proses yang sayangnya berujung kegagalan itu. Gue mendapat sesuatu yang berarti.
Dan hal semacam ini pastinya berlaku juga buat hal lainnya macam ujian kuliah, skripsi, cari kerja, perjuangan cinta, karir, dan banyak lagi. Percayalah, akan selalu ada sesuatu yang kita dapat dari setiap proses yang kita jalani, apapun hasil yang kita dapatkan. Kesampingkan apa kata orang, mulailah menengok lebih dalam kepada diri kita sendiri.
Instead of sekedar menghibur diri atau mencari pembenaran, akui bahwa kita memang telah gagal, dan terimalah kenyataan itu dengan lapang dada. Terimalah diri kita apa adanya, that way we'll feel more peaceful. Kemudian lihatlah semua yang kita dapat dari perjuangan kita, dan kita akan menemukan banyak hal yang tak kita sangka-sangka sebelumnya. Berproses selalu lebih baik ketimbang berdiam diri, bukan?
Nah untuk semua yang membaca blog ini, gue berharap semoga kita menjadi manusia yang lebih menghargai proses dan sebisa mungkin menghindari judging people mercilessly. Karena pasti semua orang sedang berjuang di jalannya masing-masing. Everyone is fighting for something we may not be able to see. Manusia adalah makhluk yang berproses, dan kesalahan adalah yang menjadikan kita seorang manusia sejati, yang semakin baik dari hari ke hari. Berjuanglah demi dan untuk dirimu sendiri, bukan demi pengakuan mereka. Dan jadilah sahabat bagi dirimu sendiri.
And by the way, cerita tadi bukan kisah nyata ya. Meskipun gue emang kepengen suatu hari nanti iseng-iseng ikutan LMen of The Year sih, kalo nggak bisa di sini ya di surga entar hahaha..