Saat itu pukul 02.00 dini hari, dan layaknya sahabat lama kami makan sambil berbincang soal banyak hal. Sampai akhirnya sekelompok orang datang dan mengalihkan topik pembicaraan kami. Sekelompok orang itu adalah wanita-wanita muda ber-make-up tebal yang mengenakan pakaian serba minimalis di tengah malam yang dinginnya bikin menggigil. Mereka juga ditemani beberapa pria yang berpakaian kasual ala kadarnya. Bersama, mereka berbincang keras-keras, tertawa cekikikan, dan merokok dengan asyiknya hingga suasana di tempat itu layaknya di Gunung Bromo: berkabut.
Dari penampilan mereka, kesan yang muncul di benak saya adalah bahwa mereka mungkin baru pulang dari sebuah pesta, atau mungkin juga pulang dari sebuah pub atau klab malam. Mungkin aku terlalu a priori dan termakan stereotype dalam menilai mereka, karena mungkin juga mereka pulang dari suatu pengajian atau majelis taklim lalu berganti pakaian yang agak "isis" karena mukena mereka bikin gerah. Entah apapun itu, yang jelas mereka membuatku dan Krisna melontarkan pertanyaan yang sama:
"Seperti apa ya kira-kira orang tua mereka?"
Ya, kami tidak saling bertanya soal orang seperti apa mereka, atau apa yang kira-kira mereka lakukan sebelumnya. Kami bertanya soal orang tua mereka:
Apakah orang tua mereka dulunya, atau bahkan hingga kini, juga seperti mereka?
Apakah orang tua mereka mengizinkan putri mereka menjalani gaya hidup seperti itu?
Atau bahkan apakah orang tua mereka tahu kalau putri mereka seperti itu?
Mungkin melakukan hal semacam itu sudah menjadi hal yang amat wajar di era Instagram ini, dan mungkin justru akulah yang terlalu kolot dan ketinggalan jaman. Entahlah. Yang pasti setiap kali melihat orang-orang yang seperti itu, hati kecilku terus melontar tanya:
Duhai engkau wanita-wanita malam, tidakkah engkau ingin menjaga nama baik keluargamu, terlebih kedua orang tuamu?