Jadi (sekarang) DLP ini bukan program wajib, bukan juga program pendidikan setara spesialis, tapi lebih ke pendidikan lanjutan bagi para dokter umum buat ningkatin kompetensinya di bidang layanan kesehatan primer. Komposisinya: 25% kompetensi medis praktis, 75% kompetensi manajerial. Peserta DLP ini bakal disiapkan selama 3 tahun buat dapetin kompetensi sebagai leader dan manajer fasilitas kesehatan primer, misalnya jadi kepala Puskesmas. Output dari peserta DLP ini bakal dikasih gelar tambahan "DLP" di belakang namanya (bukan SpDLP kayak yang diberitain dulu). Jadi misalnya gue ikutan, maka gelar nama gue entar bakal jadi "dr. Mada Maulana, DLP".
Entah kenapa kayaknya pemerintah ngebet banget pengen bikin suatu program pendidikan tertentu buat nyiptain dokter-dokter umum yang lebih dari yang ada sekarang, tapi bukan program spesialisasi. Mungkin karena dokter umum yang ada sekarang gak cukup baik menurut kacamata pemerintah? Mungkin karena pemerintah (merasa) gagal melakukan upaya kesehatan promotif dan preventif, jadi para dokter harus sekolah lagi buat "menambal" kegagalan pemerintah? Mungkin cari ladang duit dari mereka yang gak keterima jadi perserta program pendidikan spesialis? Entahlah.
Padahal, upaya kesehatan promotif dan preventif gak harus melalui program-program. Gak harus melalui penyuluhan, seminar dsb. Edukasi dan komunikasi terapeutik dokter-pasien, justru itulah yang menurut gue senjata utama seorang dokter buat melakukan tindakan promotif dan preventif. Tapi itu kan sesuatu yang intangible, dan gak laku buat pemerintah yang tangible-oriented.
Menurut gue masyarakat sekarang butuh dokter-dokter umum yang piawai dengan ke-umum-an-nya. Masyarakat butuh dokter yang bisa ngasih penjelasan dengan baik dan meyakinkan kepada pasien-pasiennya, karena emang dia punya wawasan dan kompetensi mengenai itu. Masyarakat butuh dokter yang bisa mendengarkan dan dekat dengan mereka. And that's what I want to be. Mungkin gue bakal tertarik ikutan DLP kalo komposisinya dibalik: 25% manajerial, 75% medis praktis (dan dapet SKP gratis, hahaha).
Dan kebetulan, gue emang lebih tertarik buat jadi dokter umum yang praktek umum dan bisa deket sama para pasien, daripada jadi dokter manajer yang kerja di balik meja. Well, meski kalaupun ujung-ujungnya Allah mengarahkan gue buat manage suatu fasilitas kesehatan ato mengizinkan gue buat buka rumah sakit sendiri (amin), gue kayaknya bakal tetep praktek umum biar gak kehilangan personal touch gue, hahaha.
So, dokter umum atau DLP? Gue sih pilih jadi dokter umum.